PENGARUH INTERAKSI ASETOSAL DAN KLOROKUIN TERHADAP KADAR ASAM SALISILAT DALAM DARAH PADA KELINCI JANTAN NEW ZEALAND
Dublin Core
Title
PENGARUH INTERAKSI ASETOSAL DAN KLOROKUIN TERHADAP KADAR ASAM SALISILAT DALAM DARAH PADA KELINCI JANTAN NEW ZEALAND
Creator
SUYANTO
Description
Penyakit malaria membutuhkan obat antimalaria seperti klorokuin dan analgesik antipiretik misalnya asetosal dan paracetamol sebagai obat simptomatik.
Penggunaan bersama ini memungkinkan terjadinya interaksi antara kedua golongan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi antara
klorokuin dan asetosal. Untuk membuktikan ada tidaknya interaksi dilakukan pengujian terhadap kadar asam salisilat dalam darah kelinci. Pengujian dilakukan
dengan mengelompokkan hewan menjadi 3 kelompok. Kelompok kontrol diberi suspensi asetosal dosis 35 mg/1,5 kgBB kelinci, kelompok uji satu yang diberi suspensi klorokuin dosis 28 mg/1,5 kgBB kelinci dan suspensi asetosal dosis 35 mg/1,5 kgBB kelinci, kelompok uji dua yang diberi suspensi klorokuin dosis 28 mg/1,5 kgBB kelinci kemudian selang 30 menit diberi suspensi asetosal dengan dosis 35 mg/1,5 kgBB kelinci. Kadar asam salisilat ditentukan dengan cara
pengambilan darah kelinci tiap 30 menit lalu plasmanya diambil dengan cara disentrifugasi. Penetapan kadar menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Analisa data dilakukan dengan uji anova satu arah dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada interaksi antara asetosal dan klorokuin. Pemberian kombinasi asetosal dan klorokuin bersamaan terjadi penurunan kadar asam salisilat 4,55-6,04 ppm dibanding pemberian asetosal dan terjadi penurunan kadar asam salisilat 3,59-5,17 ppm dibanding kombinasi asetosal dan klorokuin berselang 30 menit. Mekanisme interaksi diduga terjadi melalui interaksi secara farmakokinetika pada fase absorpsi asetosal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah klorokuin dapat mempengaruhi kadar asam salisilat di dalam darah.
Penggunaan bersama ini memungkinkan terjadinya interaksi antara kedua golongan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi antara
klorokuin dan asetosal. Untuk membuktikan ada tidaknya interaksi dilakukan pengujian terhadap kadar asam salisilat dalam darah kelinci. Pengujian dilakukan
dengan mengelompokkan hewan menjadi 3 kelompok. Kelompok kontrol diberi suspensi asetosal dosis 35 mg/1,5 kgBB kelinci, kelompok uji satu yang diberi suspensi klorokuin dosis 28 mg/1,5 kgBB kelinci dan suspensi asetosal dosis 35 mg/1,5 kgBB kelinci, kelompok uji dua yang diberi suspensi klorokuin dosis 28 mg/1,5 kgBB kelinci kemudian selang 30 menit diberi suspensi asetosal dengan dosis 35 mg/1,5 kgBB kelinci. Kadar asam salisilat ditentukan dengan cara
pengambilan darah kelinci tiap 30 menit lalu plasmanya diambil dengan cara disentrifugasi. Penetapan kadar menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Analisa data dilakukan dengan uji anova satu arah dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada interaksi antara asetosal dan klorokuin. Pemberian kombinasi asetosal dan klorokuin bersamaan terjadi penurunan kadar asam salisilat 4,55-6,04 ppm dibanding pemberian asetosal dan terjadi penurunan kadar asam salisilat 3,59-5,17 ppm dibanding kombinasi asetosal dan klorokuin berselang 30 menit. Mekanisme interaksi diduga terjadi melalui interaksi secara farmakokinetika pada fase absorpsi asetosal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah klorokuin dapat mempengaruhi kadar asam salisilat di dalam darah.
Date
2019
Skripsi - KTI Item Type Metadata
NIM
10115017
Program Studi
S1 Farmasi
Kode Item
FM1/19/104
Collection
Citation
SUYANTO, “PENGARUH INTERAKSI ASETOSAL DAN KLOROKUIN TERHADAP KADAR ASAM SALISILAT DALAM DARAH PADA KELINCI JANTAN NEW ZEALAND,” Institut Ilmu Kesehatan BW Kediri, accessed January 12, 2025, https://oasis.iik.ac.id:9443/repo/items/show/7580.