EVALUASI TERAPI β2-AGONIS DAN ANTIKOLINERGIK PADA PASIEN PPOK DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
Dublin Core
Title
EVALUASI TERAPI β2-AGONIS DAN ANTIKOLINERGIK PADA PASIEN PPOK DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
Creator
LULUK HIKMAH MAULIDA
Description
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronis yang ditandai oleh adanya hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat
reversible sebagian. Obat β2-agonis dan antikolinergik merupakan obat golongan bronkodilator sering dipakai untuk meredakan gejala yang timbul pada pasien PPOK yang secara umum bekerja dengan merelaksasi otot polos saluran nafas, sehingga dapat mengurangi hambatan saluran napas. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mengevaluasi ketepatan terapi obat β2-agonis dan antikolinergik serta interaksi potensial obat yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian observasi dengan pendekatan deskriptif dan pengumpulan data
dilakukan secara retrospektif dari rekam medik pasien periode Januari 2017 hingga Maret 2018. Data pasien yang diambil tercatat 56 pasien PPOK memenuhi
kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien pria (58,70%) lebih mendominasi PPOK dengan sebaran usia terbanyak pada rentang usia 53-60 tahun (28,57%). Salbutamol merupakan obat yang paling banyak digunakan (67,81%) dengan dosis 3 kali sehari 1 inhalasi. Interaksi potensial obat yang paling banyak terjadi yaitu β2-agonis dan kortikosteroid sebanyak 51,82% dimana penggunaan
keduanya secara bersamaan dapat meningkatkan resiko hipokalemi. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa 100% pasien dari total 56 pasien termasuk tepat obat, 100% pasien tepat dosis, 100% tepat pasien, 100% tepat indikasi.
reversible sebagian. Obat β2-agonis dan antikolinergik merupakan obat golongan bronkodilator sering dipakai untuk meredakan gejala yang timbul pada pasien PPOK yang secara umum bekerja dengan merelaksasi otot polos saluran nafas, sehingga dapat mengurangi hambatan saluran napas. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mengevaluasi ketepatan terapi obat β2-agonis dan antikolinergik serta interaksi potensial obat yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian observasi dengan pendekatan deskriptif dan pengumpulan data
dilakukan secara retrospektif dari rekam medik pasien periode Januari 2017 hingga Maret 2018. Data pasien yang diambil tercatat 56 pasien PPOK memenuhi
kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien pria (58,70%) lebih mendominasi PPOK dengan sebaran usia terbanyak pada rentang usia 53-60 tahun (28,57%). Salbutamol merupakan obat yang paling banyak digunakan (67,81%) dengan dosis 3 kali sehari 1 inhalasi. Interaksi potensial obat yang paling banyak terjadi yaitu β2-agonis dan kortikosteroid sebanyak 51,82% dimana penggunaan
keduanya secara bersamaan dapat meningkatkan resiko hipokalemi. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa 100% pasien dari total 56 pasien termasuk tepat obat, 100% pasien tepat dosis, 100% tepat pasien, 100% tepat indikasi.
Date
2019
Skripsi - KTI Item Type Metadata
NIM
10112025
Program Studi
S1 Farmasi
Kode Item
FM1/19/051
Collection
Citation
LULUK HIKMAH MAULIDA, “EVALUASI TERAPI β2-AGONIS DAN ANTIKOLINERGIK PADA PASIEN PPOK DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI,” Institut Ilmu Kesehatan BW Kediri, accessed November 29, 2024, https://oasis.iik.ac.id:9443/repo/items/show/7535.