HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, FREKUENSI, PORSI, DAN KERAGAMAN PANGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, FREKUENSI, PORSI, DAN KERAGAMAN PANGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO

KEN SASANDARA LIMPAD PATARI

Pendahuluan: Stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan yang terjadi dikarenakan asupan nutrisi yang tidak adekuat dan atau infeksi berulang/kronis yang terjadi dalam 1000 HPK. Menurut UNICEF salah satu yang menyebabkan kejadian stunting pada balita adalah praktik pemberian makanan yang tidak tepat. Praktik pemberian makan yang dimaksud adalah pemberian ASI Eksklusif, frekuensi makan, porsi makan, dan keragaman pangan. Tujuan: untuk menganalisis hubungan antara pemberian ASI Eksklusif, frekuensi, porsi, dan keragaman pangan dengan kejadian stunting pada usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Bendo. Metode: desain penelitian yang digunakan adalah Case Control dengan kuesioner ASI Eksklusif dan food recall. Sampel pada penelitian ini sebanyak 43 kasus dan 43 kontrol dengan teknik purposive sampling dan dianalisis dengan Uji Chi Square. Hasil: sebagian besar pendidikan akhir ibu adalah SMA, mayoritas ibu tidak bekerja, sebagian besar keluarga berpendapatan rendah, kelompok usia baduta dengan stunting terbanyak adalah 12-24 bulan, sebagian besar adalah perempuan, ASI Eksklusif (p=0,000; OR=9,759; 95% CI=3,619-26,314), frekuensi makan (p=0,045; OR=3,304; 95% CI=1,137-9,597), porsi makan (p=0,015; OR=3,345; 95% CI=1,346-8,312), dan keragaman pangan (p=0,386; OR=1,602; 95% CI=0,681-3,768). Kesimpulan: terdapat hubungan antara ASI Eksklusif, frekuensi, dan porsi makan dengan kejadian stunting pada baduta sedangkan pada keragaman pangan tidak ditemukan hubungan dengan kejadian stunting.

2024

10320028

S1 Kesehatan Masyarakat

KM1/24/024