HUBUNGAN PERNIKAHAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24–59 BULAN DI DESA BANGSONGAN KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN PERNIKAHAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24–59 BULAN DI DESA BANGSONGAN KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

FIRDHA RIZKYA FAUZAN

Latar belakang: Pernikahan dan kehamilan pada usia dini menjadi faktor tidak langsung terjadinya stunting. Terdapat kecenderungan bahwa semakin dini usia saat menikah, semakin meningkat persentase balita stunting. Balita yang dilahirkan dari ibu yang menikah pada usia dini akan mengalami defisit energi dan protein serta mendapatkan pola asuh yang kurang tepat. Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan antara pernikahan usia dini dengan kejadian stunting pada balita usia 24- 59 bulan. Metode penelitian: Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2024 menggunakan desain studi cohort retrospective dengan populasi 216 balita usia 24- 59 bulan di Desa Bangsongan. Data yang dikumpulkan menggunakan random sampling dengan sampel sejumlah 135 responden dan dianalisis uji fisher exact. Hasil: sebagian besar balita berjenis kelamin perempuan (57%) dan usia 37-48 bulan (39,3%), responden ibu berpendidikan menengah (63,7%) dan pendapatan keluarga 0,05) dan usia ibu saat hamil (p-value 0,604>0,05) dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Kesimpulan dan saran: Meskipun tidak berhubungan secara signifikan, terdapat kasus stunting pada balita usia 24-59 bulan dengan ibu yang menikah usia dini (<20 tahun) sehingga diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan informasi bagi calon orang tua dalam upaya mencegah stunting.

2024

10320023

S1 Kesehatan Masyarakat

KM1/24/016