HUBUNGAN POLIFARMASI DENGAN POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD DR. ISKAK TULUNGAGUNG TAHUN 2023

HUBUNGAN POLIFARMASI DENGAN POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD DR. ISKAK TULUNGAGUNG TAHUN 2023

HELDA YULI HERMAYANTI

Prevalensi hipertensi di dunia terus mengalami peningkatan dan diprediksi tahun 2025 terdapat sekitar 29% orang dewasa menderita hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2018 meningkat menjadi 34,11% dibandingkan tahun 2013 yaitu 25,8%. Penderita hipertensi berkepanjangan sering disertai penyakit penyerta dan komplikasi. Pengobatan pasien hipertensi biasanya mendapatkan obat lebih dari satu macam atau polifarmasi. Polifarmasi meningkatkan risiko terjadinya potensi interaksi obat. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran polifarmasi dan potensi interaksi obat, mengetahui hubungan antara polifarmasi dengan potensi interaksi obat pada pasien hipertensi rawat jalan. Metode: Penelitian metode observasional dengan pendekatan analitik dan pengumpulan data secara retrospektif dengan teknik purposive sampling. Hasil: Dari 96 sampel didapatkan hasil polifarmasi minor (45,83%) dan polifarmasi mayor (48,96%). Interaksi obat berdasarkan mekanisme kerja farmakokinetik (41,43%), farmakodinamik antagonis (32,67%) dan farmakodinamik sinergis (25,90%). Tingkat keparahan minor (12,35%), moderate (78,09%) dan mayor (9,56%). Analisis hubungan antara polifarmasi dengan potensi interaksi obat dengan uji chi square. Diperoleh hasil nilai p-value sebesar 0,041 yang berarti terdapat hubungan. Kesimpulan: kategori non polifarmasi 5 sampel (5,21%), polifarmasi minor 44 sampel (45,83%) dan polifarmasi mayor 47 sampel (48,96%). Potensi interaksi obat 63 sampel (65,63%), tidak berpotensi interaksi obat 33 sampel (34,38%). Terdapat hubungan antara polifarmasi dengan potensi interaksi dengan hasil nilai p-value 0,041.

2024

10120078

S1 Farmasi

FM1/24/050