SALIVA BASED TEST SEBAGAI ALTERNATIF TES DIAGNOSIS PASIEN SARS-CoV-2.

SALIVA BASED TEST SEBAGAI ALTERNATIF TES DIAGNOSIS PASIEN SARS-CoV-2.

ESA ILHAM MEI SASMITA

Latar Belakang : Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV2) atau biasa dikenal dengan COVID-19 merupakan virus jenis baru yang menginfeksi saluran pernapasan. Saat ini, metode standar untuk mendeteksi SARSCoV-2 adalah tes reverse transcription polymerase chain reaction (rRT-PCR) secara real-time, namun tes rRT-PCR adalah metode invasif dan prosedur pengumpulan sampelnya berbahaya bagi tenaga kesehatan. Saliva adalah cairan hipotonik yang disekresikan oleh kelenjar saliva mayor seperti parotid, submandibular, dan sublingual serta beberapa kelenjar saliva minor yang tersebar di seluruh rongga mulut. Biomarker yang dimiliki oleh saliva dapat dianalisis untuk mendeteksi penyakit lokal dan sistemik, salah satunya adalah SARS-CoV-2. Penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai potensi saliva sebagai alternatif pemeriksaan diagnosis SARS-CoV-2. Mengingat potensi saliva yang dapat mewakili kondisi sistemik penderita maka saliva dapat digunakan sebagai tes diagnosis non-invasif dan rendah risiko bagi tenaga kesehatan.Tujuan : Untuk mengetahui potensi saliva sebagai alternatif diagnostik SARS-CoV-2. Metode : Desain penelitian ini yaitu menggunakan metode literature review dari berbagai situs jurnal terakreditasi yaitu Google Schoolar, PubMed, NCBI yang dapat diakses fulltext dan diterbitkan mulai dari tahun 2011-2021. Hasil : Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada 5 jurnal penelitian membuktikan bahwa saliva memiliki kandungan RNA virus SARS-CoV-2 yang dapat digunakan untuk tes diagnosis pada pasien. Kesimpulan : Saliva based test dapat digunakan sebagai alternative tes diagnosis pada pasien SARS-CoV-2.

2022

10618035

S1 Kedokteran Gigi

KG1/22/012